Rabu, 23 November 2011

Modif Kawasaki Ninja 250R 2010, Out Of The Box


Modifikasi Kawasaki Ninja 250R 2010

Modif Kawasaki Ninja 250R 2010, Out Of The Box

Banjarmasin - Selama ini langganan dimodifikasi aliran Jap's Style hanya Honda CB atau Yamaha Scorpio. Ini kali Kawasaki Ninja 250R yang baru keluar show room. Out of the box!

Tidak tanggung, motor dikirim dari Banjarmasin langsung ke Depok untuk gaya seperti ini. Kondisi awal hanya menyisakan mesin. Sadis! 

Salah satu ciri Jap's ditentukan dari desain dan bentuk rangka. "Sayang rasanya kalau rombak rangka, mending seluruh sasis dibuat ulang. Prosesnya juga enggak susah kok," yakin Bambang Irawan, modifikator dari RWM Modif yang menggarap proyek Ninja 250R Jap’s ini.

Bambang membuat rangka baru menggunakan besi 3/4 inci. "Seluruh tekukan mengikuti desain standar Jap's," kata ayah satu anak ini.

Tapi tentu saja ada hal yang berbeda dibanding pengerjaan gaya ini pada motor sebelumnya. Menurut Bambang, secara garis besar rangka ini mengikuti model Suzuki Thunder 250.

"Khususnya untuk penempatan mesin, harus memikirkan dudukan atau pegangan secara pas dan benar. Tidak bisa melest" lanjut pria kurus ini.

Untuk posisi mounting sebenarnya tinggal mengikuti posisi aslinya. "Hanya saja dibuat baru dengan bahan pelat lebih tebal. Tebal pegangan mesin sekarang sekitar 0.8 mm. Hal ini untuk memastikan aman dan juga supaya tidak ada getaran yang mengganggu nantinya," lanjut modifikator yang buka bengkel di Jl. Tole Iskandar No. 1, Depok, Jawa Barat ini.

Setelah mesin naik, tinggal memperkuat kesan klasik dan bersih. "Dipilih sok depan dari Suzuki Bandit 400. Dipilih karena tampilannya besar dan klasik sehingga pas," tambah pria yang juga pernah jadi mekanik drag bike ini.

Menghadikran kesan bersih, sok, pelek dan bagian mesin dikrom. Hasilnya jadi sungguh luar biasa.

HARMONISASI DETAIL

Bambang juga jeli dalam memilih semua barang yang menempel di motor ini. "Agar semuanya terlihat harmonis," kata Bambang menerangkan. Misalnya saja di motor ini dia mengganti radiator standar Ninja 250R dengan punya Yamaha V-ixion.

"Apabila tetap pakai radiator aslinya, akan terlihat aneh karena memang terlalu besar. Harap maklum juga, sekarang motor sudah terbuka tanpa fairing," ungkap pria berambut lurus ini.

Dimensi pendingin air dari V-ixion ini memang terlihat pas. "Kita juga tambahkan oil cooler dari Suzuki Satria F-150, sehingga komposisi di depan mesin ini jadi menarik," bebernya bersemangat.

Sedangkan untuk lampu depan dan belakang diambil dari variasi Harlyey-Davidson (H-D). "Beberapa produk H-D itu pas dengan gaya seperti ini, selain itu juga gampang didapat," yakinnya.

Merembet ke knalpot yang dibuat sendiri dengan acuan model lawas andalkan dua muffler. (motorplus.otomotifnet.com)

Honda S90, Lebih Cilong Dari aslinya


Modifikasi Honda S90 1969

Honda S90, Lebih Cilong Dari aslinya

“Motor ini lebih keren dan kinclong  dibanding ketika pertama keluar. Karena sempat punya pada zaman dulunya,” kata seorang Kakek yang menyapa MOTOR Plus kala mengabadikan Honda S90 milik Timothy Aditya ini.

Itu karena sport Honda yang memiliki mesin tidur ini sudah mengalami restorasi! Terlebih soal konsep. Bermain kinclong dengan sentuhan krom. Makanya, pacuan milik siswa kelas 1 SMU Pangudi Luhur, Jakarta ini tampil memikat sang kakek yang tidak ada hubungan darah.

Tema café racer coba diterapkan! Tapi, ubahan yang dilakukan tidak ekstrem. Bahkan dimensi genre café racer sendiri jauh dari pakem. Yaitu, tangki dan mesin harus berkapasitas besar.

"Dimensi yang kecil bikin semakin unik. Fokus modifikasi hanya terletak disatu sisi. Tinggal memainkan detail yang jadi kunci satu ubahan. Karena didukung rangka beda dari yang lain,” bilang Yusuf Abdul Jamil alias Ucup bersama Rio Hermawan Baskoro. Keduanya, modifikator yang mengerjakan motor ini di teras rumah mereka. Makanya, workshopnya dikasih nama Pistone Terasse.

Ubahan paling kental tentu di undertail. Karena memang khas café racer terdapat pada bagian ini. Bentuknya juga disesuaikan besarnya tangki dan berbahan dasar pelat galvanis. Jadi, tidak memaksakan harus besar.

Buntut tawon, aplikasi jok single. Di sektor ini detail tetap dipertahankan. “Ada space buat sandaran pengendara. Selain itu kalau tidak ada sandaran, buntut tawon terlihat terlalu mendominasi,” tambah Ucup yang juga pengusaha distro tematis motor, Pistone Motorcyclothes Jl. Bangka Raya 8, Graha Obor Jakarta Selatan.

Tidak cukup di situ. Recovery part orisinsl juga dilakukan. Misalnya, spidometer dan tangki lengkap beserta karet juga logo Honda. Tujuannya, menguatkan kesan klasik. Begitu juga sokbreker depan yang masih mempertahankan aslinya. “Sok belakang pakai dari Honda Astrea Grand. Tapi, penutup sok masih asli,” sambung Rio yang berbadan besar.

Pilihan kelir warna cat Silverstone jadi andalan untuk lebih menjiwai motor ini. Sebabe, jarang motor umum mengadopsi kelir yang namanya seperti salah satu sirkuit di Inggris sana. Sementara logo pada tangki, sengaja dibuat warna merah layaknya Honda Mugen. Itu lho, rumah modifikasi mobil Honda.   (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Inoue 70/80-17
Ban belakang : Inoue 80/80-17
Lampu belakang : BSA
Setang : Ninja 150R
Pistone Terasse : 0857-1454-0979

Kawasaki Binter Merzy, Pensiun Balap


Modifikasi Kawasaki Binter Merzy, 1983 (Jakarta)


Kawasaki Binter Merzy, Pensiun Balap



Eddy Triyono pemilik motor ini tentu bukan pembalap. Apalagi rider yang balap di kejuaraan speedway. Itu lho balapan yang terkenal di Amerika. Namun tunggangan pria akrab disapa Boet ini, layak disebut motor alumni balap speedway.

Dibilang lulusan speedway sangat wajar, karena motor ini dipakai harian. Hanya tampilan sasis bergaya balap yang mengandalkan teknik ngepot tanpa ngerem itu. “Rangka dibuat ulang dengan pipa seamless dan bentuknya persis seperti motor balap speedway,” ujar Ardito Anggarini yang tidak lain builder motor ini.

Sasis customized tentu dirancang dengan perhitungan matang. Karena disesuaikan dapur pacu Binter Merzy. “Mesin Binter tidak terlalu besar, jadi bentuk rangka custom harus pas. Supaya tidak ada ruang kosong,” imbuh pria akrab disapa Dito dan punya workshop di Jl. Cipinang Pulo Maja No.1, Jakarta Timur.

Cukup dicermati pada bagian rangka, karena memakai pipa berukuran 3/4 inci dengan sistem double cover. Artinya 2 buah pipa saling menempel menjadi satu, pipa itu berpisah pada bagian tengah ke belakang, dan kembali berhimpitan menjadi satu pada bagian depan.

Sistem 2 pipa ini pastinya punya daya tahan lebih kuat, dan tampilan lebih keren. Dengan begitu bentuk tangki tidak lagi memikirkan bentuk dan model. Frame custom ini yang membuat bentuk tangki terbentuk dengan sendirinya. “Hanya menyesuaikan dimensinya saja,” tambah Dito yang 34 tahun dan ramah ini.

Kreativitas seakan tidak bisa berhenti, dan lagi ditonjolkan pada bagian suspensi di depan. Aplikasi sok berdiameter besar milik Suzuki GT 380 sangat pas. Apalagi ada penambahan per peredam sok belakang tepat di bagian atas sokbreker, tampilan tidak lagi hampa pada bagian ini.

Untuk kenyamanan harian dipilih roda ukuran medium, tidak seperti umumnya speedway dengan lingkar roda 21 inci. Begitu juga tipe kembang ban dipilih untuk melesat di aspal, bukan menggaruk tanah.

Pilihan kelir hitam ditenggarai memiliki kaitan kuat dengan kebiasaan Eddy, yang memang bekerja di label rekaman musik aliran metal. Wah, jadi memang bukan pembalap ya.

Detail Part Bekas

Eddy alias Boet memang kreatif, banyak akal di soal penambahan sisi detail motor. Seperti pada bagian footstep yang dibuat dengan memanfaatkan kumpulan pelatuk bekas dari mesin Binter.

“Fungsi pijakan kaki itu tidak ada. Hanya memang kebutuhan untuk style semata. Detail dengan bentuk yang aneh akan jadi lebih menarik,” kata pria jangkung dan gondrong ini.

Tidak cuma di footstep, setang  piston bekas juga ikut disulap dan dijadikan standar untuk menahan motor.

Lanjuty ke belakang, pegangan cakram juga dibuat dengan kreasi sendiri dari bahan pelat. Detail ini juga dibentuk dengan sangat rapi, karena juga sudah melewati proses chrome.Walau kelir sudah dominan hitam, namun detail sudah dipadu dengan sentuhan krom. Sehingga kelihatan jadi lebih resik.

 DATA MODIFIKASI
Ban depan : Dunlop 130/80-16
Ban belakang : Dunlop 140/80-16
Teromol depan : Ninja
Lampu depan : Variasi mobil
Suryo Motor : (021)  9944-3517

Kawasaki Binter Mercy, Bintang Terang Yang Beneran Terang


Modifikasi Kawasaki Binter Mercy 1983

Kawasaki Binter Mercy, Bintang Terang Yang Beneran Terang

Kawasaki KZ200 sebutan di Jepang. Di Indonesia, namanya Binter Merzy alias Bintang Terang, sebagai imej kalau motor ini memang raising star, terang benderang.  Julukan ini harusnya jadi spirit kalau customizernya kinclong terang benderang!
   
Dibuktikan dua builder Jakarta, Eko Yulianto (Awiwiw Art Shop) dan Wahidin (Anggrek motor) terhadap motor H. HM Marjudhi. Keduanya sepakat kalau detail menu utama.
   
Jarahan awal, Wahidin masih belum ikutan. Eko mengerjakan  sasis sebagai pembuka. “Saya nilai, motor ini cocok dibuat pro-street namun serbapadat. Rake dibuat tidak centang, cukup 35°. Dari situ, sasis dirancang dari pipa ¾ inci,” kata life members MMC-Outsiders Jakarta chapter ini.
   
Estetika awal, Eko dan Wahidin  langsung kesemsem style new school. Dari depan, rangka mengarah ol skool, back bone meninggi dan down tube ganda merapat ke mesin seperti yang sudah banyak dilakoni choperis negeri skandinavia atau new york style.

Back bone yang dibuat agak tinggi bukan tanpa sebab. Agar bisa menyimpan tangki di bawah back bone mirip desain motor lawas tahun 30-an.
Belakang hardtail yang dipilih tapi konstruksi monosok untuk kenyamanan riding. Terbilang sangat simple dan minimalis. Marjudhi tak bisa mengajak boncenger saat  riding. Makin simpel, jok ala sadelnya juga menempel di ujung back bone. Ini biasa dilakoni beberapa modifikator dunia aliaran new school mengejar nuansa cruiser hardcore  misterius.
   
Konsep dan bangunan utama sudah terbentuk. Kini mereka terkonsentrasi detail. Kebersihan bodywork jadi perhatian utama. Semua kabel disembunyikan serapi mungkin. Part penunjang dipilih dari barang mewah. “Mulai dari depan, sok dipasang Aprilia 125 yang serasi dan lux dipegang T atas-bawah gold. Lampu depan custom dipadu setang classic style ala bull horned.

Pilihan itu tentunya punya pertimbangan khusus. Walau motor gabungan ol dan new school, salah satu unsur misterius dan kalem ada di setang. Coba misalnya, mereka menyajikan setang drag bar apalagi dengan raiser tinggi, karakternya akan pasti akan berubah menjadi galak khas outlawas gank. “Sedikit direm dengan pilihan ini,” jelas Eko berfilosofi. (motorplus-online.com)
Detail Mulai Berbicara

Daya tarik dari motor ini tentunya dari paduan kelir yang berwibawa, hitam-gold dan jari-jari besar demi mencerminkan motor mewah. Roda depan belakang juga serasi dan enggak terlalu gede. ”Sesuai dimensi KZ 200 sebagai  motor laki kelas menengah, pilih 120 dan 250 depan-belakang dengan lingkar 17 inci,” jelas Wahidin.

Pilihan ini justru membuat mesin dan sasis tampak menjadi lebih dominan dan juga tidak berkesan maksa. Hasilnya, motor ini layak jadi  magnet yang cukup diperhitungkan pengunjung Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta 2011.

He..he.. pasti penasaran kan ingin melihatnya dan ‘membelainya’ langsung. Kalau begitu, silakan datang ke stan Swallow di salah satu sudut strategis pameran bergengsi tahunan ini. Motor ini mejeng sebulan penuh!

DATA MODIFIKASI
Monosok : Jupiter MX
Ban depan : Swallow 120/60-17 & 250-17
Pelek : 5,50-17 & 5,00-17
Pijakan kaki: Harley Davidson custom
Master rem: Nissin


Rumah modifikasi: (021) 91887399 & 9490421

Selasa, 22 November 2011

Yamaha Scorpio The Bobber?

Modif Yamaha Scorpio 2011 (Bali)

Yamaha Scorpio The Bobber?

 
Waktu nyimak motor ini banyak yang komentar. Desain bobber atau setidaknya bobber-scrambler. Itu bisa ditebak karena penamaan itu didasarkan pada ukuran roda gede depan-belakang sebagai predikat bobber di mata kebanyakan biker.

Hal itu mesti diluruskan. Karena eh karena, bobber sama sekali enggak terkait dengan ban gendut. Nge-bob sebenarnya gaya desain tahun 50-an sebelum era choppers. Tanda paling utama belum dirombak ulangnya sasis dan masih pakai komponen lama atau aslinya.

Artinya bobber belum seradikal choppers. Entah bagaimana ceritanya, ban gendut sering diistilahkan sebagai bobber. Jadi, motor milik Mr. Lance yang digarap Deus Ex Machina Bali ini lebih kena sebagai semi scrambler dengan sentuhan khas Deus yang beraroma new school.

Deus banyak adopsi barang baru, seperti di Scorpio 2011 ini. Kaki-kaki dan juga komponen pendukung lain. Sipnya lagi, mereka juga bisa meramu nafas ‘lama’ di motor ini dengan memaksimalkan bentukan asli sasis Scorpio dengan pipa tubular konvensional dan double down tube di depan.

Bro Mustang sebagai builder, memang punya selera ke arah itu. Untuk sasis lebih konsen merambah sektor belakang sebagai ‘wajah’ scrambler lama di motor ini. Sasis depan tidak banyak digarap. Tangki simpel khas Deus dirasa sudah mumpuni dipasang pada back-bone walau menyisakan celah di center bone terutama antara tangki dan jok.

Bagian bawah jadi tilikan utama customized motor ini. Mr. Lance dan pihak Deus sepakat memberikan ‘otot’ lebih di kaki-kaki sport Yamaha 225cc ini. Ban depan belakang dipilih x-treme fat lewat adopsi dua ban milik TW 200 sebagai penguat motor pantai yang cocok untuk lansekap Bali dan sekitarnya yang banyak menyajikan pemandangan pantai.


“Dari sana sektor penunjangnya mesti mumpuni,” jelas Mustang. Mereka lantas memilih lengan ayun Suzuki Bandit yang lebih muscle ketimbang asli Scorpio dengan monosok yang dirancang modifikator asal Batu, Mejan, Canggu ini. Pilihan konstruksi monosok juga ikut membuat motor ini telihat lebih simpel dan kosong di sektor depan.

Ogah Kompromi
Kekuatan yang layak jadi inpirasi untuk karya mereka tentunya pada detail dan rapi. Mereka ogah berkompromi memasang peranti asal-asalan di motor ini.

Seperti pilih sok besar up side down Suzuki GSX yang terlihat lebih modern. Uniknya, penampakan di depan ini tetaplah bernuansa ol skool khas Jap’s Style dengan sepatbor minimalis hingga kontur ban di depan lebih menonjol.

Sebagai penguat estetika depan, lampu depan replika Harley-Davidson (H-D) dilengkapi cover kawat sebagai aksentuasi dan penguat roh motor yang suka menjelalah di medan off-road.

Faktor performa juga ditilik serius. Selain kaki-kaki banyak mengadopsi limbah moge, mesin juga sudah kena porting plus piston Wiseco. Selebihnya, komponen Scorpio standar yang masih keluaran baru memang enak dibejek sampai batas maksimal. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Tangki dan jok: Deus Ex Machina
Arm : Suzuki Bandit
Spido & Tachonometer: Daytona
Lampu: H-D Replika, Posh

Honda Four 650, Japs Cafe Racer


Modifikasi Honda Four 650 1978

Honda Four 650, Japs Cafe Racer

Rumah modifikasi Flying Piston Garage (FPG) munculkan karya baru. Seperti biasa, berani menggarap motor kategori collector item juga punya konsep jelas. Gak melulu Harley-Davidson (H-D) atau lansiran Inggris. “Jepang juga oke,” buka Eno Warsito, tangan kanan Rudi ‘The Lucky Boy’ Sudjono, pemilik bengkel ini.

Seperti Honda CB 650 tunggangan David. Wujud aslinya, mirip CB 100 tampilan raksasa. Cirinya turing cruiser yang nyaman dipakai jarak jauh. Demi estetika dan taste, motor diubah jadi tunggangan cepat desain sport klasik, single seater café racer.

Masuk dan pas untuk Honda ini. Kapasitas 627 cc, pastinya nyaman dipakai turing dan short trip dalam kota. Power 63 dk kondisi standar 5 percepatan. “Dari modal awal ini FPG konsen soal bodi,” jelas Eno lagi.
Gaya café racer termasuk lelaku modifikasi minimalis. Gak banyak merombak sasis. Rombakan hanya terkonsentrasi pada buntut belakang, desain jok membuat tangki baru sesuai rohnya.

Jika dibandingkan kondisi standar, tampilan motor ini jauh berubah. Di sektor tengah, FPG banyak membuang dop kiri-kanan menjadikan kosong dan simple. Jok supertipis di atas dan buntut classic sport ditambah sepatbor relatif pendek. ”Peranti penunjang dibuat di bengkel ini, termasuk tangki, sepatbor, jok dan juga reka ulang sasis,” tambah crew FPG lagi. (motorplus-online.com)